Oleh: KURNIADI ARIS, SH., MH., MM
Praktisi dan Akademisi Hukum
OPINI - Tahun 2024 adalah tahun politik baik pemilihan legislatif dan eksekutif. Saat ini publik kembali harus memilih pemimpin di tingkat Daerah atau yang di kenal dengan nomenklatur PILKADA.
Baca juga:
Tony Rosyid: Tunda Pemilu dan PJ Presiden
|
Percakapan di ruang publik kembali menghangat, begitu juga netizan dengan media elektroniknya, terkait dengan tentang topik kedaerahan masing-masing yang pada akhirnya publik dan netizen memilah lalu memilih pemimpin di daerahnya masing-masing untuk periode 2024 - 2029.
Tidak sedikit pula publik yang belum cukup asupan gizi informasinya, lalu terjebak untuk harus memilih ketika di TPS. Terkait dengan itu kota Sungaipenuh, juga sedang melaksanakan PILKADA. Berdasarkan data yang penulis dapatkan jumlah pemilih di Kota Sungai Penuh sebanyak 72.734 Jiwa Pemilih yang terdaftar di DPT, 155 TPS dengan 1 TPS Khusus yaitu TPS di Lembaga Pemasyarakatan.
Lalu pertanyaan besarnya bagaimana memilih pemimpin yang tepat, salah satunya adalah bukan saja dari apa yang dia janjikan, tapi yang jauh lebih penting adalah apa yang dia perbuat, ”karena ada adagium yang menyatakan, nilailah seseorang bukan dari apa yang dia ucapkan, tapi apa yang dia kerjakan” yang kita perlukan adalah pemimpin yang berjiwa kenegarawanan.
Seorang pemimpin bukan hanya sekadar politisi yang hanya memiliki pemikiran jangka pendek. Seorang pemimpin yang baik itu yang memiliki pemikiran jangka panjang, tidak mencari polularitas dari sensasi negatif seperti fitnah atau kampanye hitam, walaupun ada pepatah arab yang mengatakan “untuk menjadi terkenal kencingi sumur Zam-Zam maka anda segera terkenal”.
Mengencingi air Zam-Zam tentu seseorang akan terkenal tapi terkenal yang tidak bernilai dan pastinya di laknat oleh penduduk langit dan penduduk bumi. Maka dari itu publik membutuhkan sikap mental dari pepimpin yang akan di pilih yang tidak mencaci-maki pihak Paslon lain, fitnah dan yang sejenisnya.
Akan tetapi yang kita butuhkan yang sudah berbuat dan tenang dalam menghadapi cacian hinaan dan berpikir positif sambil memenangkan publik untuk tidak terpancing degan cara-cara murahan tersebut. Kita ingin PILKADA yang bermartabat bukan PILKADA yang memecah belah keharmonisan publik dan pesta demokrasi.
Untuk itu publik harus memastikan untuk memilih pemimpin yang siap beradu VISI, MISI dan Program serta yang beradu gagasan dan ide dan yang pasti tidak menfitnah, sebaliknya jika difitah sabar dan tenang menghadapinya dan itulah pemimpin yang sudah matang dan bisa di jadikan pilihan.(*)